Oleh: Pocoraga
Images may be subject to copyright |
Empu sarang berkisah pasrah menatap gelora samudra
Batu karang mendekap kaku lengan bukit hingga sebiji pun tak mampu menjejak nyawa
Kaki mungil melangkah jauh kelembah menuju dituntun mimpi Bagai kelana dipungutnya umbi leluhur dari tubuh bumi
Atap ijuk meneduh bersahut ayam disabung asmara
Berarakan asap pekat menjilat menyembur dari bubungan
Semilir muara pengembala menghalau pada dinding tebing dan dedaunan
Berjumpa tanda zaman dari suara alam yang merana
Dicakrawala tujuh ekor kaka tua menari bertutur peradaban leluhur masa lampau
Sebidang hutan perawan berpusar pohon rumung yang menjulang tinggi menunggu
Sang penjaga mewaris cerita sebagai jembatan asa diusianya makin tinggi
Suaranya lirih menggoda air mata bertengger depelupuk untuk berjanji
Tiga tungku pembatas sunyi jiwa api ada pada kami
Di sana sang pemilik terjaga agar tak padam selamanya
Hingga asap melukis indah pada tiang-tiang bumi sampai kelangit
Mengaduk seisi jagat dengan aroma
Mejabundar, 20 September 2016
Margasiswa III-Jaktim
Posting Komentar